Minggu, 07 Juli 2013

Urgensi Pembelajaran Science dan Math Dengan Pengantar Bahasa Inggris di Sekolah eks.RSBI ?

Oleh Dr I Wayan B Wicaksana
Berpengalaman melatih guru bahasa di lembaga kursus dan mengajar bahasa Indonesia di US Ambassy
Ayah dari Rakha Putra Wicaksana
Siswa kelas 2 SDN Sukadamai 3 tahun ajaran 2013/2014

Saya bukan ahli pendidikan. Modal sedikit dari membaca tentang perkembangan anak, pengalaman sedikit mengasuh anak belajar di suatu tempat, membaca dan mengikuti video dan seminar pendidikan, dan mencoba membandingkan dengan pendidikan di Jerman.


Pertama
Prinsip Pendidikan di Sekolah Dasar
Saya sependapat dengan pemikiran bahwa di Sekolah DASAR, sekali lagi DASAR dengan peserta didik pada usia perkembangan, lebih diberikan pendidikan (BUKAN PEMBELAJARAN) Kreatif dan Inovatif, Bukan menekankan pada pembelajaran yang berdasar NILAI semata untuk memahami dan mengerjakan pertanyaan dengan sedikit menumbuhkembangkan imajinasi. Anak diberi pelajaran dan dinilai serapannya. Dasar ini kurang dalam pola yang lama. Jadi pada bagian pendidikan dasar anak lebih dikembangkan dengan pemberian stimulan integrasi. Bukan pembelajaran.

Kedua
Urgensi dari pembelajaran Science dan Math. 

Kalau kita perhatikan isi dan kedua pelajaran di atas, sama dengan pelajaran matematikan dan IPA yang ada di Indonesia. Mungkin kelihatan keren dengan belajar kedua pelajaran ini. Namun coba kita bertanya pada diri Kita atau melihat lebih luas, asas manfaat dari pelajaran ini bagi anak. Pelajaran ini hanya tambahan, diujikan juga tidak. Nilai tambah apa yang didapatkan dari sisi perkembangan anak atas  penguasaan pelajaran ini ?.

Bapak dan Ibu orang tua yang sudah S3, S2, S1 dan Prof, tentu memiliki pengalaman, seberapa urgent pelajaran ini, apa lagi hanya tingkat dasar. Kalau kita telah memahami SUBSTANSI MATEMATIKA dan SAINS, perkara internasional adalah hanya masalah bahasa saja. Kalau toh harus menggunakan bahasa TARZAN dalam komunikasi matematika dan sains ,orang juga akan mengerti, karena yang ditekankan adalah masalah logika dan bahasa simbol yang secara internasional notasinya sama. Contoh sederhana ketika seseorang ke negeri Cina untuk membicarakan masalah mekanika kuantum bersama para pakar dunia yang berasal dari berbagai belahan dunia dengan bahasa yang berbeda, semua akan sepaham dan mengerti tentang simbol fisik dan matematika ruwet. 

Bagi banyak anak di dunia, demikian juga di Indonesia secara umum, memahami pelajaran matematika dan sains (saya lebih suka menyebut dengan logika matematik dan sains) menggunakan bahasa IBU saja, mengalami kesulitan. Mungkin banyak anak yang DIANGGAP PINTAR karena bisa mengerjakan soal-soal  matematika atau sains di sekolahnya atau di Universitas dan mereka mendapatkan nilai SANGAT BAGUS, namun hanya sedikit orang yang bisa menerapkan dalam penyelesaian persoalan sehari hari atau persoalan yang menjadi tantangan dalam kehidupan. Nah ini yang kita coba pahami bahwa sains dan matematik di dalam bahasa apapun sama, Bukan nilai, tapi bagaimana anak anak kita bisa tumbuh kembang dengan dasar pengetahuan yang memadai. Kalau istilah Pak NUH (menteri kita) "Membeli masa depan Bangsa dengan pendidikan".

Hal lain, mata pelajaran Science dan Math ini kalau kita melihat kelanjutannya di SMP atau SMA dimana posisinya? Sederhana saja deh kalau diambil contoh SMAN 1 Bogor, emang ada pelajaran ini? .Atau di IPB mungkin? . Sepengetahuan Saya tidak ada. Lalu untuk apa pelajaran ini dan apa manfaatnya? Saya melihat ini hanya menjadi beban belajar anak saja dan secara langsung mengurangi porsi pengembangan logika matematika dan sain serta etika.

Ketiga
Suara terbanyak hasil kuesioner dan peraturan perundangan 
Kalau mencari suara terbanyak dari hasil kuisioner yang dilakukan komite sekolah SDN Sukadamai 3 , maka kedua pelajaran ini diinginkan ada (sementara) oleh orang tua siswa kebanyakan. Secara peraturan perundangan dan ketentuan yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan di Indonesia, tentu sekolah tidak bisa mempolakan sistem sendiri yang melanggar ketentuan yang berlaku di NKRI. Saya percaya Bapak Komite Sekolah kita sudah tahu rambu rambu ini.

2 komentar:

  1. Buat saya, urgensitas kedua pelajaran itu bukan ttg bahasanya, tapi bagaimana sebuah pelajaran diminati oleh anak kita dan itu penting. Kita yang orang dewasa saja lebih senang melakukan yg kita sukai kecuali hal lain itu adalah kewajiban.Seandainya buku (paket dan lks) dikemas dalam tampilan semenarik buku math Dan science saya akan mendukung penghapusan kedua mapel itu. Kalau sempat coba buka lks kelas 1 dan perhatikan bahwa 1 pertanyaan diulang berkali-kali dalam 1 bab. Misal pertanyaan: saya mandi .... kali sehari. Dalam setiap sub bab di bab yang sama sepertinya pertanyaan itu keluar, dengan format yang sama. Apakah tujuannya agar anak bisa mengerjakan ratusan soal? Apakah itu yang dinamakan prestasi, keberhasilan? Yang ada anak saya ngomel2 "mama, adik udah berapa kali mengerjakan soal kayak gini?" Dan tentunya saya harus secara bijak menjelaskan sebelum dia sebel sama pelajaran itu. Tampilan buku dan metode pembelajaran math dan science membuat anak saya lebih mudah memahami dan mengkaitkannya dalam dunia kesehariannya. Sering dia berujar "ma, ini kayak yang adik pelajari di sciece ya", "ma, langitnya kayak yang di buku science".....dan gak pernah trsebut "kayak pelajaran IPA" walau sebagian besar konten isinya sama.Oleh karena itu, ketika isyu mengenai penghapusan rsbi marak (anak saya tau dari sekolah), dia hanya rikues "ma, math dan science jangan dihapus ya" . Itu suara anak bukan suara kami ortunya karena mereka yang , menjalaninya.Sekali lagi, andai matematika, IPA, bahasa dan agama dikemas dalam tampilan dan pengajaran yang lebih baik, saya setuju penghapusan math Dan science. Buat saya keempat pelajaran itu yang sangat dibutuhkan anak2 kita.

    BalasHapus
  2. Anak2 sudah dibingungkan dengan segelimang pelajaran yg membelit dan terkadang membuat stress, apakah tidak lebih baik memperbanyak permainan dengan memasukkan unsur2 pelajaran dalam mainan tersebut. Karna dunia anak saat kelas1-3 lebih banyak bermain

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar Anda