Minggu, 07 Juli 2013

Pengajaran Bahasa Daerah (Sunda) di Sekolah

Dosen FKIP UIKA
Ayah dari Putera Rafa Syamsuar,
Siswa kelas 1 SDN Sukadamai 3 tahun ajaran 2013/2014

Bahasa sering didefinisikan sebagai alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Definisi itu tampaknya terlalu sempit karena selain berfungsi sebagai alat komunikasi, bahasa ternyata memiliki fungsi lain semisal sebagai alat pentransfer nilai budaya. Sebagai contoh, bahasa Sunda (pengambilan bahasa Sunda sebagai contoh semata-mata dikarenakan saya tinggal di Bogor, yakni tempat yang mayoritas penduduknya adalah orang Sunda) tidak hanya digunakan penuturnya untuk berkomunikasi dalam interaksi sosial sehari-hari, melainkan juga dipakai sebagai alat petransfer nilai budaya Sunda.

Nilai-nilai budaya Sunda itu terlihat dalam penggunaan Undak-Usuk Basa, yakni tingkat tutur dalam bahasa Sunda: 1) biasa (loma), 2) halus untuk diri sendiri (alus keur sorangan), dan 3) halus untuk orang lain (alus keur ka batur). Jelas terlihat bagaimana bahasa Sunda memiliki peranti (alat) yang dapat digunakan untuk berperilaku sopan dalam berbahasa; dan tidak dapat dimungkiri bahwa kesopanan adalah hal yang sangat perlu dalam interaksi sosial. Dengan demikian, jelas terlihat bahasa Sunda memiliki fungsinya sebagai alat yang digunakan dalam praktik budaya yang bernilai luhur.

Saya, sebagai orang Minangkabau yang tinggal di Bogor dan sering berinteraksi sosial dengan orang Sunda, merasa nilai budaya tersebut di atas seyogianya dilestarikan dan diberikan secara formal kepada para peserta didik di sekolah-sekolah di Tatar Sunda (terlepas dari apa pun keetnisannya). Pendapat saya sebagai orang Minangkabau ini didasarkan pada doktrin yang ada dalam kebudayaan Minangkabau yang menyatakan bahwa di mana bumi di pijak di situlah langit harus dijunjung; dengan kata lain, di mana kita tinggal kebudayaan setempat harus dihormati. Saya yakin bahwa tidak hanya kebudayaan Minangkabau yang mendoktrin masyarakatnya untuk menghormati masyarakat di luar kebudayaannya.

Tanpa tedeng aling-aling, saya ingin menyampaikan bahwa tujuan saya menulis ini adalah untuk mendukung diberikannya pengajaran bahasa daerah di sekolah. Sebagian orang boleh saja mengatakan bahwa pengajaran bahasa daerah adalah hal sepele. Tetapi sebagai orang yang telah dididik untuk menjunjung tinggi nilai budaya, saya tidak ingin mengatakan demikian. Saya tidak akan menyanggah bila ada sebagian orang beranggapan bahwa pengajaran bahasa daerah adalah hal "kecil" atau tidak se-"besar" pengajaran hal lain semisal sains dan matematika. Akan tetapi, yang perlu diingat, hal kecil bukan berarti hal yang sepele. Banyak hal keci yang ternyata fungsinya vital; salah satunya adalah PENGAJARAN BAHASA SUNDA SECARA FORMAL DI SEKOLAH-SEKOLAH YANG BERADA DI TATAR SUNDA.

p.s.: Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda